Setelah sebelumnya kita membahas bagaimana instalasi WordPress secara manual, atau lebih tepatnya memahami core instalasi WordPress. Sekarang pembahasan akan beralih untuk memahami logika dalam migrasi WordPress dari server/hosting lama ke tempat yang baru.
Kami menyarankan ada baiknya memahami panduan instalasi WordPress terlebih dahulu sebelum membaca artikel ini, karena ada kesinambungan. Kecuali jika memang sudah paham terkait core instalasi WordPress.
Proses pertama sebelum melakukan migrasi data WordPress sebaiknya adalah menyiapkan file WordPress baru pada server atau hosting yang akan digunakan (hosting baru). Ini juga bisa menjadi bagian terakhir, tergantung darimana atau bagaimana kita memulainya.
Untuk bagian proses pertama, langkahnya hampir sama dengan panduan instalasi sebelumnya, sebab itu sebaiknya membacanya terlebih dahulu untuk memahami secara keseluruhan.
Poin penting ketika migrasi server WordPress adalah backup data dan database. Sementara untuk mengatasi downtime. Biasanya jika WordPress sudah berada pada server baru beserta database dan seluruh filenya, proses terakhir adalah pointing domain.
Proses pointing domain ini bervariasi, tidak bisa kita kalkulasi. Kadang berlangsung sangat cepat, terkadang juga lumayan lama.
Ketika WordPress sudah kita pindahkan terlebih dahulu, maka downtime akibat propagasi IP baru tidak akan terlalu terasa. Inilah yangkita sebut dengan tidak ada downtime.
Nantinya, logika untuk migrasi ini juga akan berguna jika kita ingin mengunggah file WordPress yang di install secara offline ke layanan hosting atau server.
Backup Data WordPress untuk Migrasi
Sekarang kita akan mulai melakukan migrasi data. Langkah pertama tentu saja melakukan backup untuk data WordPress pada server atau hosting yang lama. Terkait backup ini sendiri kita bisa membagi menjadi dua pemahaman.
Pemahaman pertama adalah dengan hanya melakukan backup pada data induk WordPress saja, yaitu folder wp-content. Unggah file backup wp-content tersebut pada server atau hosting yang baru kemudian replace folder wp-content yang ada (bawaan saat instalasi WordPress).
Pemahaman kedua kita bisa melakukan backup untuk seluruh data, kemudian mengunggahnya pada server atau hosting yang baru.
Kami lebih menyukai pemahaman pertama karena ukuran file akan lebih kecil, dan core WordPress adalah file baru yang sudah pasti lebih aman. Hal ini berkaca dari beberapa kasus yang mana terkadang file WordPress pada server lama terkadang sudah terdapat perubahan tertentu.
Kasus paling umum terkait perubahan data ini biasanya terjadi jika situs kita sebelumnya pernah menjadi korban peretasan, atau layanan hosting/server yang lama pernah diretas.
sebab itu kita sebaiknya menggunakan file yang benar-benar baru untuk memastikan bahwa tidak ada file atau baris kode yang bisa membahayakan situs nantinya.
Backup dan Restore Database
Langkah selanjutnya dalam migrasi WordPress adalah melakukan backup database dan mengunggahnya pada database server yang baru. Proses backup bisa kita lakukan melalui phpMyAdmin yang terdapat pada panel hosting.
Atau jika ingin melakukan backup database melalui SSH bisa menggunakan perintah seperti berikut:
mysqldump -u nama_user_database -p nama_database > nama_file_database.sql
Kemudian unggah file database tersebut melalui phpMyAdmin pada server/hosting yang baru, atau jika ingin menggunakan SSH bisa menggunakan perintah seperti berikut:
mysql -u nama_user_database -p nama_database < nama_file_database.sql
Sampai disini proses sudah selesai, dan hanya perlu melakukan pointing IP server yang baru ke domain kita.
Tapi, jika domain yang digunakan berbeda maka silakan masuk ke database dan buka table wp_options.
Kemudian pada kolom siteurl dan home silakan sesuaikan dengan domain yang akan digunakan.
Untuk file WordPress yang sebelumnya offline, perhatikan bagian database wp-options tersebut. Terkadang sering terlupa dan menyebabkan ada beberapa error terutama untuk file gambar atau file yang ada pada folder uploads.